Air sumur merupakan sumber alternatif yang dapat digunakan masyarakat uutuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sumber air di daerah Simolawang Surabaya tergolong sulit dikarenakan tempatnya jauh dari mata air pegunungan fasilitas PDAM yang belum menjangkau daerah tersebut sehingga para warga menggantungkan kebutuhan airnya kepada air resapan yaitu air sumur, namun kualitas dari air sumur tersebut kurang layak dikarenakan warnanya keruh dan memiliki kandungan logam Fe yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis koagulan terhadap persen removal kekeruhan dan untuk mengetahui pengaruh lama waktu pengadukkan terhadap persen removal kekeruhan. Pengolahan air sumur di daerah Simolawang dengan metode koagulasi dengan menggunakan aloevera sebagai koagulan dengan dosis (v/v) yaitu 0,40 %, 0,80 %, 1,20 %, 1,60 % dan 2,00 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen removal kekeruhan tertinggi dihasilkan oleh koagulan dengan dosis 1,6 % dengan persen removal sebesar 74,56 %. Persen removal logam Fe tertinggi dihasilkan oleh koagulan dengan dosis 1,6 % dengan persen removal sebesar 74,00 %, sedangkan lama waktu pengadukkan terbaik untuk menghasilkan persen removal kekeruhan tertinggi yaitu dengan pengadukan lambat 30 menit dengan penambahan koagulan dosis 1,6 % yang menghasilkan removal kekeruhan 74,56 % dan removal logam Fe dengan hasil 74,00 %.